Sabtu, 21 April 2012

07.24 - No comments
Setelah sekian lama menanti, akhirnya jubahku berganti juga. Putih-Abu, itulah yang selama ini aku nanti-nantikan. Kata orang masa Putih-Abu adalah masa yang paling indah. Ya, semenjak saat itu otakku tercuci bersih oleh hayalan yang belum tentu benar adanya. "Lelet kaliannnn semuaaaa, kaliaaann semuaa pembangkang!!!" teriakan itu masih terngiang-ngiang di telingaku. Begitulah awal pembukaan MOS pertamaku. Serasa seperti di neraka saja, harus menuruti kemauan senior-senior itu. Awalnya aku tak bisa menerima kenyataan ini, tapi apa boleh buat, semua orang pasti pernah merasakan hal yang sama. Aku pikir setelah MOS selesai semua penyiksaan akan berakhir. Ternyata apa yang aku bayangkan selama ini salah. Semakin dijalani, semakin berat cobaan yang datang menimpaku. Mulai dari senior-seniorku yang gentayangan setiap hari di sekolah, PR, dan organisasi-organisasi yang terlalu banyak aku ikuti. "Ahhh pusing banget nih, lama-lama bisa stress aku klo terus-terusan kaya gini" keluhku kesal. "udah, sabar dong din, percuma aja kalo kamu ngeluh terus, jugaan tugas ini harus terus jalan kan? rugi juga kalo kamu ngeluh, toh juga ujung-ujungnya ga ada perubahan. Emang bisa ya dengan kita mengeluh semua tugas bakal selesai? atau engga tugas kita bakal di batalin? engga kan?" sahut ema, sahabat baikku. "Duuuhh, udah ribet, kamu buat makin ribet lagi, yayayaya, ga bakal ngeluh lagi deh aku, janji." kataku ketus padanya. "yaaah, kalo jawabnya ga ikhlas gitu, sama dengan boong dong? jawab itu harus dengan halus, jangan ketus." ema mencoba memancing emosiku. "iyaiya, aku nyerah, ayo lanjutin lagi, biar tugasnya cepet selesai." jawabku halus. "hehe, jangan marah lo ya, aku cuma bercanda kok, kapan lagi kita bisa kaya gini? bentar lagi kan bakal kenaikan, belum tentu kita sekelas lagi, iya kan?" rayunya padaku. "Mulai deh mulai, jangan ngomong gitu ah, aku udah ngerasa cocok sama kamu, aku ga mau pisah pokoknya, titik" "iihh, cemberut aja, awas lo ntar cepet tua." ema mencubit pipiku dan senyuman lebarku muncul seketika.
Waktu kian cepat berjalan, akhirnya kami pun menginjak kelas 2 SMA. "Emaaaaaaaa, kangen.." aku lalu memeluk Ema erat. "aku juga dina, aku kangen banget bangeeeett sama kamu. oh iya, gimana? kamu uda tau dapet kelas apa?" tanyanya serius padaku. "belum, maunya aku liatnya barengan sama kamu." jawabku. "ayook, kita liat bareng-bareng." "kita mulai liat dari mana dulu ma?" "mending 11 IPA 1 dulu, gimana?" "oke, namaku ga ada ma." kataku padanya. "terus namaku gimana? sekalian dong, pelit " ema menggerutu sendiri. "engga ada juga ema, sante dong, kita kan sehati." "yaudah, kita lanjut liat ke 11 IPA 2" "namaku ada ma"  "namaku? namaku?" tanyanya panik.


bersambung.................

0 komentar:

Posting Komentar